Tuesday, March 15, 2016
NASEHAT YANG DIMINTA
Waktu Berjalan sangat cepat, jika dirasa rasa, pasti diantara kita semakin juga melewati fase fase sulit dalam mengerjakan persoalan yang sudah diberikan oleh sang Pencipta. Tidak disalahkan jika kita berguru kepada para sahabat yg memang kita pilih untuk mengisi ruang ilmu yang selalu saja ada jeda kosongnya ini. Mengajari kita mengeja jawaban jawaban atas semua persoalan dariNya.
Dan itulah mungkin salah satu sebabnya kita harus punya banyak sahabat yang baik. agar tak hanya satu jawaban, melainkan kita bisa memilih dari beribu jawaban yang dapat melegakan hati kita.
Beberapa waktu lalu, saya berkata kepada salah satu Gurunda tercinta..
"Wahai Guru, nasehati saya."
Beliau hanya tersenyum, tidak dia ucapkan nasehat sepatah pun. Beliau berucap
"Bagaimana kabarnya?" dengan pandangan yang berbinar, beliau seolah siap mendengarkan segala yang menjadi tanya saya. Begitu banyak kata "Kenapa" yang saya lontarkan.
Tidak sedetikpun, beliau menyinggung iman saya, tidak sepatah katapun beliau menyinggung kesalahan saya. Padahal bisa saja beliau langsung menasehati dengan bertanya, bagaimana tilawahmu? bagaimana sholatmu? bagaimana dhuhamu? bagaimana kau habiskan malammu? bagaimana amalmu? tidak sama sekali, tidak beliau katakan itu kepadaku, bahkan meskipun beliau bertanya itu semua dan saya telah menjawabnya, beliau bisa saja mengatakan mungkin tilawahmu kurang banyak, mungkin sholatmu kurang merasuk, mungkin dhuhamu kurang tercerah, mungkin sujud malammu kurang panjang, mungkin amalmu kurang ikhlas. Bahkan saya sudah siap mendengar nasehat seperti itu jika itu terucap dari beliau.
Namun, inilah indahnya akhlak mulia. Beliau hanya lekat lekat melihat saya dan berkata
"Berat ya?" "Pasti sangat berat"
hanya kalimat itu, kalimat itu membuat benteng airmata saya yang selama ini tertahan tak pernah mengalir, tiba tiba tercucur deraaas tak terhenti. Kalimat kalimat lembut, yang begitu menyanjung hati saya terus beliau ucapkan. Tidak ada kalimat menyalahkan sikap dan jalan pikir saya. Padahal saya tahu semua itu bisa disalahkan.
Lalu dengan lembut beliau melanjutkan nasehatnya. simpel tak bnyak, hanya satu kalimat, namun begitu mudah merasuk.
Itulah kalimat terbaik, kalimat terbaik adalah nasihat yang diminta, kadang sering diantara kita mengatasnamakan peduli terhadap teman/saudara kita lalu dengan mudahnya memberi nasehat tanpaa melihat dulu apa yg dipikirkan dari teman kita, tanpaa memahami jalan pikir teman kita. Lalu yang kita anggap salah langsung bla bla bla, kita tunjuk kesalahan kesalahan dengan berkata harusnya begini harusnya begitu Padahal bisa jadi yg kita tunjuk itu adalah luka darinya.
Lalu jadilah kita, semoga kita, menjadi seorang sahabat yang nasehatnya mampu menyanjung hati saudara saudari kita. Sehingga akan erat tali ikatan persahabatan kita.
#SemogaKita Nasehat yang diminta itu, Bukanlah nasehat yang tak diminta, yang hanya akan menganga luka yg belum terobati.
Arsyfatih
KopiUkhuwah
Selezat kopi yang kuminum siang ini.
Labels:
Romansa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment