Friday, April 8, 2016
Celoteh sore ini
Sebuah cerpen yg diadobsi dari kisah nyata, tokoh utama merupakan kawan baik penulis.
###
"Raa, main yuk sama teman-teman, kita nongkrong di cafe" Ajak Boy dengan wajah memelas.
Aku masih saja malas menanggapi. Boy adalah sahabat dekatku sekaligus pacarku sejak kelas 1 SMA. Aku mulai suka dengan dia sejak kita menjadi sahabat, begitupula dengannya.
"Raa, pliss.. nanti ada Husein dan Adit juga lho, jadi kita bareng2"rengeknya
"Boy, mama aku ga bakalan ngizinin, kamu kan tahu 3 bulan lagi kita ujian negara" jawabku malas.
"Raa, nanti habis kita lulus SMA aku nglamar kamu ya" ucapnya tiba tiba
"Kamu ini, apa apaan sih Boy, udah fokus aja deh. Nggak usah ngigau" Ucapku cuek dengan sambil membolak balikkan buku catatan untuk try out besok. Dia pun berlalu tanpa berpamit denganku.
**keesokan hari setelah semua tryout selesai seperti biasa, jadwalku makan siang dengan boy di kantin. Mungkin seperti rutinitas, tapi entah kenapa aku suka saat bersama dengannya. Tapi jarang kita bisa berdua, Hasan dan Adit selalu menyertai kita, pasalya kita berempat adalah satu geng. Hari hari menjadi lebih menyenangkan saat aku bersama mereka, sering aku bertengkar dengan Adit dan Husein lalu Boy lah yg menjadi penengah. Saat aku ngambek, boy juga yg membelikanku coklat sebagai sogokan agar aku baikan lagi.
Aku kembali ke kelas, saat aku menuju mejaku kudapati kartu daftar try outku sudah mengelupas dan fotonya hilang.
aku mencari cari dibawah meja tak juga ketemu. Entahlah mungkin ada teman yg mengambil untuk kenang2an. Tapi herannya ini bukan yg pertama kali, tapi sdh ke sekian kali saat aku ujian dri kelas 1 dulu. Aku selalu kehilangan fotoku di tanda peserta ujian.
Pernah aku curiga pada Boy, tapi boy berkata tak tahu apa apa. Tapi aku masa bodoh lah..
###
Ujian pun telah usai, kami semua dinyatakan lulus.
Aku, Boy, Adit dan Husein diterima di perguruan tinggi favorit di masing masing penjuru.
Boy datang padaku dan mengatakan ingin melamarku. Aku lihat raut mukanya dia sangat serius. Akupun hanya bisa diam dan tersenyum.
Boy pulang dan memohon kepada kedua orang tuanya agar diizinkan untuk menikah denganku. Tapi jawaban orang tua Boy adalah
"Kamu ini baru lulus SMA, baru masuk kuliah. Kok sudah berani beraninya mau nglamar anak orang. Kamu mau kasih apa dia nanti? Setelah lulus kuliah saja."
Boy, mengatakan sejujurnya kepadaku ttg jawaban dri orang tuanya. Akupun berkata "iya, tidak apa apa, tidak usah tergesa gesa"
aku hidup LDR dengan Boy, pasalnya kampus kita berada di kota yg berbeda. Tapi ttp kita usahakan bertemu sebulan sekali.
Kami berempat aku, boy, adit dan husein juga selalu menyempatkan untuk hang out bareng meski berjauhan.
###
Tak terasa sudah empat tahun kami lalui jalan kami masing masing.
Tepat di hari setelah wisuda Boy datang lagi kepadaku dan meminta izin untuk melamarku. Akupun dengan senang hati menerimanya.
Boy lalu menemui orang tuanya untuk berunding meminangku, namun kata orang tua Boy
"Kamu itu baru Wisuda, cari kerja dulu baru nanti nikah"
Dia berusaha untuk mencari pekerjaan dan dengan cepat dia mendapatkannya. Lalu dia datang kpd kedua org tuanya untuk meminta izin lagi, dan jawabannya adalah
"Kamu itu baru dpt kerja, belum mapan, nabung dulu baru nikah"
Boy penurut, dia mencari pekerjaan lebih giat lagi akhirnya dia diterima di salah satu perusahaan besar d negri ini yg mengharuskan dia untuk keluar pulau.
Dua tahun aku terpisah jarak dengan Boy, hanya bisa komunikasi lewat telpon dan chatting.
Boy memintaku untuk sabar, dan akupun menerimanya.
Karena boy rasa tabungan sudah cukup, sudah mempersiapkan segalanya, tempat tinggal, bahkan seserahan dan maharpun sudah boy siapkan untukku, karena kita belanja bersama.
Boy pulang dan memohon kepada kedua org tuanya untuk dapat meminangku, lalu jawaban dari ayah boy adalah
"Kamu putus saja dengan Rara,ayah sudah mengiapkan jodoh buat kamu, anak dari sahabat dekat ayah"
Boy marah besar, pasalnya Boy sdh banyak mengalah tapi boy di paksa untuk menikahi seseorang yg tdk boy cintai. Boy berontak, tpi ayak boy mengancam akan mencerai ibunya jika boy tdk mau menikah dengan pilihan ayahnya.
Surat gugatan cerai ayah boy ke ibunya pun sdh di tangan boy, yg menentukan sekrg tinggalah boy, Boy sangat maraah.
Boy bertanya padaku dan ku jawab dengan senyuman "turuti saja boy, apa yg orang tuamu inginkan. Jika kita berjodoh pasti akan bersatu. Aku tidak apa apa kok, kamu menikah saja dengannya."
Diapun kembali ke ayahnya dan merobek surat gugatan itu, dia katakan ke ayahnya " iya, aku mau menikah dengannya, dan aku terpaksa menikah dengannya "
Ibunya pun menangis merangkulnya. Merasa menang ayahnya pun secepat kilat menyiapkan resepsi pernikahan. Undanganpun segera menyebar.
Adit dan Husein yg mendapatkan undangan pun kaget dan segera menemuiku, "Raa, kok undangan Boy ada yg aneh, kok bukan namamu raa"
Aku menjelaskan ke mereka, dan mengatakan bahwa aku baik baik saja. Kalau boleh jujur sih, hatiku tak bisa berbohong bahwa aku tak sedang baik baik saja.
Boy menikah, boy dengan hari harinya. Masih teringat masa masa dengan Boy, entah mengapa bayangan itu tak mau menghilang. Aku masih trauma dengan sesuatu yg dinamakan dengan cinta.. aku hanya bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah, agar Dia lindungi hatiku.
Siang malam aku berdo'a untuk kebaikan keluargaku, dan orang orang disekitarku. Akupun menyibukkan diri dengan aktivitas2 sosial dan dunia kerjaku. Alhamdulillah Allah buat aku sedikit lupa dengan Boy.
Beberapa bulan kemudian Adit mengajakku bermain ke rumah husein. Akupun meng iyakan.
Saat tiba di rumah husein, betapa kagetnya aku ternyata di ruang tamu terdapat banyak sekali foto foto ku saat aku sma ataupun foto fb ku.
Ternyata selama ini yg mengambil adalah Husein. Dia pigorakan dengan indah di ruang tamunya.
Kedua orang tuanya pun menyambutku dengan hangat dan berkata "lho ada mantu, ayo nak duduk."
Mendengar hal itu akupun kaget. Entah apa yg direncanakan adit, husein dihadapan ibunya berkata bahwa besok dia dan keluarganya akan datang ke rumahku untuk meminangku. Aku yg masih linglung tak tahu harus bagaimana, menganggap ini semua mimpi.
Besoknya aku ke luar untuk beli perlengkapan dapur. Saat aku pulang banyak sekali kendaraan di rumahku, saat aku masuk dengan polosnya dan tas jinjing yg berisi sayuran, aku melihat husein dan keluarganya sumringah melihatku.
Mama bicara padaku "gimana Zahraa, ini diterima atau bagaimana, kalau diterima pekan depan kita ngembalikan lamaran ke rumah Husein dan bulan depan menikah"
"Lhoo.. maa, sebenarnya ini ada apa sih ma? Kok zahra ga tahu apa apa"
"ini husein meminang kamu,"
Aku bingung tak karuan, mungkin diamku dianggap jawaban ",IYA"
Masih seperti mimpi, Aku dan Husein. Menikah, dia tak memintaku untuk jadi kekasihnya, dia tiba tiba datang ke rumahku untuk meminang. Bahkan dia ternyata selama ini menyukaiku.
Masih berkelut dengan pertanyaanku, tidak terasa akadpun sudah terucap. Dan Husein sekarang sudah sah menjadi suamiku.
Boy mengirim pesan padaku "aku bahagia ternyata kau bersanding dengan husein, aku bisa tenang sekarang"
Aku masih belajar untuk menyukai Husein, tapi betapa bahahianya aku, dia perlakukan aku dengan sangat baik seperti seorang putri yg selalu dimanja, Alhamdulillah dia rezekiku..
End
****
Pelajaran hari ini :
1. Mungkin kita terlalu lama bersama dengan orang yg salah dan memaksakan dia untuk menjadi takdir kita padahal Allah tahu mana yg terbaik.
2. Bagi wanita katanya lebih menyenangkan dicintai daripada bersanding dengan orang yg kita cintai tpi tidak begitu cinta dengan kita.
3. Jalan menuju jodoh kita ada banyak, kita yg tentukan, mau jalan gentle langsung ke ortu atau mau coba coba dulu.
4. jika jodoh adalah rizki maka "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2-3).
@Pangsud
Senja di kota industri
Arsy Fatih
20 Desember 2015
Kisah Nyata Sahabat.
Semoga bermanfaat..
Labels:
Romansa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment