Wednesday, May 6, 2015

Happiness for sale


Setelah puas termehek-mehek menonton movie Happiness for sale, jadi ingin menuliskan tentang masa anak-anak.

Masa anak anak adalah mutiara, dimana rasa tak bersalah dan tanpa beban menyeruah menghiasi hari-hari. Tentang ayo memuji, memang benar rasanya memuji adalah salah satu cara agar kita bisa diterima menjadi teman baik oleh lingkungan sekitar kita.

Jadi ingat dulu, saat Sekolah Dasar. Aku memang tak terlalu pandai bergaul dengan teman-teman sekelas. Bukan karena apa, tapi karena teman-teman sekelasku saat itu stylish, dan suka ngegeng, aku tak paham obrol dengan mereka. ha ha ha.. Adakalanya aku berteman dengan salah seorang dari mereka yang pendiam, atau kadang mereka juga ada yang ingin berteman karena aku punya mainan. #haha anak anak.
Adakalanya juga mereka menjauh dariku, menghampiri anak yang memiliki lebih banyak mainan.


Dan disaat aku sendiri dan tak punya teman. Biasanya sepulang sekolah aku akan lewat di sebuah rumah gang sempit, melihat kanan kiri, menunggu jalan sepi, jika sudah kupastikan sepi aku akan memencet bel rumah tertutup beberapa kali lalu larii kencang antara takut dikejar dan bahagia karena berhasil mengusili orang. #hahaha anak anak

Biasanya juga, aku iseng melempari anjing milik orang-orang china dengan batu hingga dia menggonggong, dan kemudian aku lari kencaaang lagi. betapa puaasnya.

Kadang juga, jika uang saku habis tapi ingin mengunyah sesuatu. maka akan usil memetik bunga madu dan menghisapnya. #hahahaha anak anak

Atau kalau lupa tidak mengerjakan PR, pura pura saki dan izin pulang :D

Begitulah masa anak-anak, penuh dengan main-main. karena seringnya main maka tak jarang rapotpun selalu jelek nilainya. Pelajaranpun susyaaah nangkapnya. Lalu mulai tersadar adalah kelas lima. sudah capek mainnya saatnya bermetamorfosa, aku sudah mulai punya mimpi. Hingga masuk di sekolah favorit, dan di sana aku belajar untuk menemukan teman dan sahabat.


bersambung di happiness for sale 2



No comments:

Post a Comment