Sunday, April 24, 2016

Pesona Gresik

Selamat Datang di kota Gresik
Sunrise Pelabuhan Indonesia Gresik
Perahu di Pelabuhan Indonesia Gresik
Bukit Jamur Gresik
Sunset di Bukit Jamur Gresik

Wednesday, April 20, 2016

Hunting Foto 22 April 2016

Bulan Di Langit Gresik
Mengintip Mentari di I lov GKB
Dinner Bonus Plus Plus. Iga Karto
Kobaran Api Pabrik Gresik
Es Teller

Belajar Melukis Cahaya


Selalu ada hal indah yang akan kau temukan dari sebuah proses bernama "B.E.L.A.J.A.R" tak perduli berapapun lamanya.

20.04.2016
20:15
with coach @edy.growtech tOekangpoto

Monday, April 18, 2016

Bukit Kapur Sekapuk Gresik



Tahu apa yang kita obrolkan saat kita lagi bersama kayak gini??

"Aku mau ceritaaaa, jadi kemarin aku pernah melakukan bla bla bla" pengakuan dosa dan kesahalan
"Ada yang bawa kelapa engga? harusnya kamu bla bla bla" niaat mau lempar..
"Ammppuuun, aku juga sadar kalau aku salah!"
"Aku juga mau ceritaaaa!" sahut lainnya

begitu bergiliran... lalu tiba ada diantara satu dari kami
"Aku mau cerita!"

lalu kami yang lain memasang muka serius dan seperti anak yang didongengi kakaknya.

"Jadi kemarin aku baca buku, dibuku itu dikisahkan, ada seorang wanita yang lulus SMA, namun tidak kuliah karena keterbatasan perekonomian keluarga. lalu dia melamar kerja rental dekat rumah, karena pikirnya sambil belajar, gajinya dikit paling cuma 200ribu rupiah. nah sambil melayani customer, dia sama nanya nanya pelanggannya, barang kali pelanggannya ada info lowongan dan tempat kerja. nah dia lewati hari harinya dengan seperti itu, sampai dia ada info lowongan kerja di satu toko elektronik. Dia lamar disana, dan keterima, tapi disana itu kondisi kerja dan lingkungan kerjanya beraat dan tidak nyaman, hubungan dengan bos nya pun juga tidak baik. Dia lama lama tertekan, dan setelah diskusi dengan keluarga, akhirnya dia keluar dari tempat kerja itu, ternyata tempat kerjanya sekarang tidak lebih baik dengan tempat kerjanya dulu.

Friday, April 15, 2016

Assalamu'alaykum Bandung (Ukhti's Day Out)



Orange ditengah Hijau


13 Desember 2014

Masih dalam masa perenungan beranjaknya usia ke 23 tahun. (Hampir Seperempat Abad, trus udah ngapain ajaaa)

Masih ada sisa waktu dari jam 1 siang sabtu ini, hingga pukul empat sore esok ahad. lalu??? Ya bukan tipe saya banget klo cuma diem diri menunggu waktu. Terlalu berharga untuk merenung sendiri menghitung detik demi detik.

Sebelumnya saya sudah merengek meminta ditemenin jalan jalan mengitari Bandung, menikmati pemandangan bandung sepulang Kerja kepada patner saya sebelum saya kembali ke jawa timur. Namun namanya juga udah berumah tangga, jadi ya ga bisa dipaksa. Setelah berfikir singkat akhirnya

"Ya sudah, turunin saya di tempat naik angkot saja!" kataku tegas
"Mau kemana?"
"Ya pokoknya turunin sana aja, tahu deh ntar kemana! Pokoknya saya mau jalan aja!"
"Iya jalan, nanti malam kan kita jalan ke paris van java! Soalnya bandung macet, klo siang jalan jalan macetnya engga ketulungan. "
"Ya malamnya, trus siang sampe malem aku suruh nungguin di penginapan aja gitu? turunin aja disana g papa!"
"Yaaakiiiin?"
"Iya Yakin!"
"Nanti aku jemput jam setengah enam ya mbak, kita jalan bareng sama anak anak ke paris van java!"
"Ya okey! jam setengah enam kan?"
"Iya, ati ati macet! jangan terlambat, jam setengah enam harus sudah siap!"
"Oke!" Jawabku tegas ga ambil pikir panjang.

Kawah Putih Pesona Travelling




Ciwidey Dengan teman baru yang namanya terlupa

 
14 Desember 2014
 
Masih teringat beberapa waktu lalu, saat aku berburu waktu. Melawan rasa ragu bahwa aku harus pergi sekarang atau tidak sama sekali.

Aku tak beri tahu siapapun bahwa aku ada niatan pergi, yg mereka tahu pukul empat aku sudah harus ada di dalam kereta.

Tepat pukul enam pagi, setelah aku mengemas barang barang untuk ku bawa pulang. Aku langsung lari kejalan raya dan bertanya warga tentang angkutan umum ke leuwi panjang. Memang sudah pertolongan Allah, angkutan itu tepat di depanku dan dengan segera menuju terminal leuwi panjang.

Sesampainya disana aku langsung berlari mencari bapak berseragam untuk bertanya angkutan ke ciwidey, dengan jelas bapak tersebut menunjukkan angkutan umum yg harus ku tumpangi.

Sahabat - Sehidup Sesyurga Semoga -



Tentang Mereka
Sahabat penyejuk hati

Kau tidak perlu menjelaskan detail siapa dirimu
Kau juga tidak perlu memaksakan mau seperti apa kamu di depan mereka
Kau juga tidak perlu berlelah lelah menyebutkan satu satu yng kau sukai ataupun yng tak suka
Kau tak perlu bersi keras menjelaskan kenapa kau menyukai sesuatu dan membenci sesuatu
Kau tak perlu khawatir dia akan menjauh atas setiap putusanmu

Kau hanya cukup senang saja.. Saat kau bercakap dengannya
Saat kalian sama sama menengadah ke langit yang sama meski pijakan kalian berbeda mendoa banyak untuk mereka

Saat kepercayaan masih tetap tertancap dihati. Bahwa kemarin, hari ini, ataupun esok tetaplah sama. Kamu Sahabatku. Dan semoga Sehidup dan Sesyurga..

Detik detik 10 tahun bersahabat

Thursday, April 14, 2016

Syurga yang Tersembunyi - BANYUMANIS Langit dan Cahaya





Setelah mengarungi dua peradaban yang super canggih, saatnya kembali kedalam negri tuk menyisiri nikmat nikmat yg memang masih banyak bergelimang.

tepat pukul 10 Malam kita tiba di bungur, Lapaar, ya emang dari tadi pagi engga keisi apa apa nih perut.. makan dulu.. selesai.

"Echo, aku ajak ke pati mau, nanti aku kenalkan sodara sodara LCC di sana"
"Mauuu Echaaan!"

Ya mau lah, asal sama kamu aja. perjalanan pasti akan terasa indaah. iiih mulai..

Bis Jurusan Pati pun akhirnya berangkat. Lamaa kita di perjalanan.

Hari kelima 13 Mei 2014

Subuhpun sudah lewat namun bis tak kunjung tiba, tepat pukul 05.30 kita tiba di terminal Pati.

terminal sederhana khas Indonesia. Rehat sebentar di musholla, beres beres, sarapan marung seadanya. Beneran klo urusan memeras otak, nih perut g bisa kompromi klo disuruh nungguin enggak diisi segera.

Selesai...

Lanjut naik bis mini, jurusan Banyumanis, busnya biasa bngeet, sudah rusak sana sini, tapi ttp kenceng aja jalannya.

Perjalanan menghabiskan waktu berjam jam..

"Tiduro cho, perjalanan lama banget"
hahaha enchaan paham banget.

Negeri Singa Putih (Timur dan Barat)



Sebelumnya, setelah pertemuan kami di KLCC, kita harus menyusuri kereta dulu melewati daerah genting. Tujuan kita adalah rumah temen yang ada di malaysia untuk besok pagi diantar ke bandara. Rada mahal pisan sih itu tiket, tapi g pa pa lah.

Suasana menunggu kereta sepi banget, memang sudah malam, jadi kerasa sepinya. Daan parahnya kita baru tahu bagaimana cara gunain wifi gratis di setiap fasilitas yang ada. Bukanya jangan pakai operamini, tapi pakai google.. hyaaaa... itupun tahunya karena kita nyoba nyoba sendiri. hyaah.. telaaaat dah mau pulaaang...

Menunggu kereta memang agak lama, kita habiskan wifian.. lalu kereta dataang.. karena malam, kita tak bisa menikmati pemandangan luar yg bisa jadi sangat indah.

Sesampainya di stasiun tujuan, kita dijemput oleh temanny teman saya. lalu bermalam dirumahnya. sekitar pukul 11 kali ya kita sampainya.

Hari ke empat, 12 Mei 2014

Kasuuuur... empuk banget, nyamannyaa.. akhirnya bisa rebahan.. setelaah seharian Ilang...
 

Pagi pagi, pukul 6 kurang, kami sudah siap siap untuk diantar ke bandara, dibekali dua nasi kotak. alhamdulillah rezeki anak sholehah. hehe

Sampaaai...

Tuesday, April 12, 2016

Negeri Menara Kembar (I am Lost)


Hari Ketiga, 11 Mei 2014

Hari ini adalah hari terakhir kami di Asrama ini. kita berpisah pukul 6 pagi, alias enchan pergi duluan. dan kita berjanji ketemuan jam 7 malam di KLCC. Oke fix KLCC.

"Daaa Enchaan, sukses yaak!" enchanpun pergi dan sudah tak terlihat bayangannya.

Yap, ini hariku,,, Gadis days out.. cieee

Masih ada 12 jam untuk digunakan berkeliling. Keliling kemana? kemana aja yang bisa dijangkau sama kaki.
tetap KLCC menjadi tempat teraman untuk memulai perjalanan.

Sudah kuputuskan aku jalan saja, Tujuan pertamaku adalah Pavilion. Ngapain?? niatnya sih mau beli sepatu, niaatnyaa.

Dari KLCC ternyata tak semudah bayangan. saya harus tanya kesana kemari untuk memastikan jalan keluar mana yang bisa mengantarkan saya jalan kaki ke Pavilion. tahu engga??? Saya sudah tanya bapak satpam, sudah dikasih petunjuk, namun hellow ini KLCC yak, saya berulang kali mengitari jalan yang sama sekitar tiga kali. Alhamdulillah ketemu tulisan Aquaria. ini adalah awal perjalan saya.

Negeri Menara Kembar (Echo dan Enchan)


KLCC
Sebelumnya, saat bertemu ibu ibu baik hati kemarin, ibu ga mau dibayar buat patungan taxi, serta makan pun dibelikan sama ibu nya juga. Ya Allah ketara banget yak melasnya kita.. :D

note : semua bahasa yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan penduduk sana menggunakan bahasa internasional seadanya. Jadi syukur syukur jika mereka paham yang kita omongin, namun radi susyah juga ternyata jika mereka hanya bisa bahasa melayu.. ^_^

10 Mei 2014

Sarapaan. Alhamdulillah, beribu syukur, karena kita tinggal di komplek kampus, jadi biaya makannya sangat bersahabat. tuk tuk tuk, nge gluyur ke kantin kampus *Marung..

"eh, cho katanya es milo nya disini enak banget lho"
"iya kah? iya deh nyobain"
"Pesan Es Milo dua"
orangnya cuma bengong dengerin logat kita obrol, "what"
"Milo Ice" memperbaiki pengucapan yang baik dan benar.
malah orangnya celingak celinguk dengerin kita
"Milo AIS" ucap kita membaca tulisan terpampang disana
baru deh orangnya paham apa yang kita pesan.. Kudu yaa "AIS"nya kudu penekanan luar biasa.
tapi beneran rasanyaa "LEZZZZZZZAAAAATOOOOS" beda jaaoooh sama yang selama ini dirasain di indonisi...

sarapan Done,

jadwal hari ini
Ngantarain enchan daftar ulang di jalan Ampang Ambasador Row, Lalu jalan jalaaaaan, kemana?? yaa jalaaan aja pokok nya.. haha

Monday, April 11, 2016

Negeri Menara Kembar (Aku dan Kamu)



Yap, kisah ini dimulai saat bulan desember 2013 aku bermimpi kau mengajakku berkeliling ke negeri sakura menemanimu kompetisi paper. Lalu.....

Awal Bulan Januari 2014, kau bercerita ada panggilan paper di negeri menara kembar ini bulan Mei 2014, lalu tanpa ba bi bu, langsung aku bilang "Ikuuuuuuut".

Okey Fix, Paspor sudah siap dan kebetulan tiket murah pun didapat. tak mahal, hanya 1,5jutah, bisa PP dan transit di Singapore.

Aku tak banyak tanya, nanti tinggal dimana, nanti disana bagaimana, karna bagiku, bersamamu pasti lebih berharga dibanding pertanyaan itu semua.

9 Mei 2014.
Aku dan kamu hanya lewat pesan ketemuan di terminal dua pukul 10.00, yap tak lebih dan tak kurang kita berjumpa. check in dan tetiba krucuk.. kami belum sarapan dan kami sudah masuk ke dalam ruang tunggu, al hasil kami terpaksa membeli makanan disana dengan budget seminim minimnya. hemat rupiaah lah..

Yey, pesawat datang, perjalanan membtuhkan waktu 2 jam, tiba di Bandara Kuala Lumpur. Setiba disana, kita sooook pede, intinya jalaan aja, ngikutin panah dan ngikutin orang, luaas banget memang nih bandara, yaa dinikmatin aja. dari sini perjuangan dimulai..

Sunday, April 10, 2016

Bukan makhluk yang suci, namun bukan berarti selalu berdebu

Kisah ini adalah fiksi belaka. Beberapa waktu lalu penulis menemui banyak sekali sahabat yang membuat penulis berimaginasi dan tak sabar menuangkannya dalam untaikan kata renyah yang semoga menjadi pelajaran bagi siapapun yang membacanya.
***
            Cinta namanya. Aisyah Cinta A’yuni. Seorang akhwat yang luar biasa lincah. Akhwat yang pemberani dan cerdas dalam setiap gagasannya. Kemampuannya berdiplomasi tak diragukan lagi, bakatnya yang mampu membaur dengan semua kalangan teman-temannya membuat ia dipercaya untuk menjabat dalam lembaga himpunan di fakultasnya.


            Disana ia bertemu banyak sekali macam karakter teman-temannya. Ada yang sok alim, sok lugu, sok kocak, sok cool, sok preman, dan masih banyak lagi sok sok an lainnya. Namun tak menjadi masalah baginya. Baginya justru ladang seperti inilah yang membutuhkan tangan-tangan luar biasa untuk menggarap. Mewarnainya dengan warna Illahi.

            Kehadiran Cinta di sini memberikan pesona tersendiri oleh pemuda cemerlang nan cerdas. Pemuda yang berlagak sok sok an. Sok alim dan sok preman.

            Rangga namanya. Ahmad Rangga Ramdhani. Orator ulung. Ia dilahirkan dengan kecerdasan super namun jauh dari kasih sayang orang tua. Meski namanya begitu islami namun sikapnya sangat jauh dari islam. Namun hal itu berubah saat Allah pertemukan ia dengan Cinta. Tak jarang Cinta mengajak Rangga untuk diskusi dan diluar dugaan mereka berdua sangat “Nyambung”. Kebetulah, Rangga dan Cinta berada dalam satu divisi yakni divisi pengembangan dan keilmuan di himpunanya.

            Kebersamaan yang terus berlanjut membuat Rangga sangat terpesona oleh kecerdasan dan kelincahan Cinta.yang mampu memadukan segalanya dengan spiritual yang renyah didengar. Sehingga kata Islam tak begitu menyeramkan baginya.  Hingga tibalah Rangga berucap.
            “Eh, Cinta… Boleh aku minta tolong?” ucapnya
            “Apa, Ngga?”
            “Aku mau dung, ikutan kayak kamu?”
            “ikutan apa Ngga? Ke mall?”
            “Ampun deh Cint, bukan ke Mall. Itu tuh, kamukan aktif di masjid jugakan, aku mau dong ikutan temen-temen yang biasanya melingkar-lingkar itu. Kayaknya asyik gitu diskusinya?”
            “Ooo yang itu. Bisa-bisa. Ntar siang deh kamu ke masjid biar aku kenalin ama om om.. eh salah temen-temen masjid maksudnya”
            “Oke Cint. Makasih ya… aku kepengen kayak kamu, aku suka dengan gayamu menyampaikan pendapat Cint. Satu lagi, aku mau Tanya.” Ucap Rangga malu-malu..
            “Iya Ngga, apa?”
            “emmm. Ndak jadi deh.. lain kali saja.” Ungkap rangga dengan raut wajah yang sepertinya menyembunyikan sesuatu.
            “Ahh.. terserah elo deh Ngga!”

***
            Satu bulan pasca Rangga ikut kajian Rutin di Masjid kampusnya. Rangga begitu berubah (meski sikap kocaknya nggak bakal ilang dari pribadinya). Dia sudah mulai mengerti dan menyelami dunia Cinta berkecimpung. Didunia dengan nuansa spiritual tinggi. Dan dari sinilah Rangga tak bisa membendung rasa itu untuk muncul. Rasa suka. Suka dengan pesona Cinta. Bagi Rangga Cinta adalah akhwat sempuna . (Maklum habis ikutan ngaji, udah dikit-dikit ngerti bahasa ikhwan akhwat).

            “Cantik, sholehah, kaya, dan luarbiasa, semua ada di dia. Ohh Allah, aku tak boleh menyia-nyiakan dia” begitu gumamnya dalam hati. (maklum ia baru mencoba kenal Islam, jadi nuansa-nuansa jahiliyah masih ada dalam cara berfikirnya)

            Rangga sangat menikmati kebersamaannya dengan Cinta. Cintapun tanpa sadar begitu luar bisa memegang amanahnya di himpunan bersama dengan Rangga. (note : sebenarnya masih banyak orang dalam himpunan namun karena biar terlihat “wah” penulis hanya menuliskan dua nama ini).

            “Clara… aku sungguh sangat menyukai caranya.” Ungkap Rangga kepada Clara, (sahabat karib Rangga dan Cinta)

            “Cinta to Ngga?”

            “Bagiku, Ia akhwat yang luar biasa. Pasti ia mau menerima aku apa adanya! Aku begitu merasakan Allah itu dekat saat aku bersamanya. Ohh Clara, apa yang harus aku lakukan!”

            “Kamu ini, ya sudah segera nikahi sana aja. Keburu diambil cowok lain lho!”

            “Eits… tak akan ku biarkan bungaku terpetik oleh kumbang manapun!”

            “Kau itu sudah gila Ngga! Hati-hati lho.. kamukan dah belajar ngaji, dah tahukan hukumnya mbayangin yang macem-macem”

            “Ahh.. kau tak tahu rasanya sih Clara.. oiya, aku ingin tau, apakah ia juga suka padaku. Bisa minta tolong kamu ya?”

            “Apa? Kamu bener-bener Gila! Cinta kan gadis alimnya luar biasa. Ogah ah nurutin nafsu kamu!”

            “Ayolah Clara. Ayolah. Ayolah. Kau sahabatku kan. Aku hanya ingin tahu.”

            “Jika kamu sudah tahu, kamu mau ngapain?”

            “Setidaknya hatiku sudah tenang untuk nanti melamarnya. Ayolah, demi persahabatan kita.”

            “Dasar. Awas kalo elo hanya nafsu untuk mainin Cinta!”


            “Gak kok, aku janji.” Ucap Rangga begitu girang..

***

            Pagi itu, suasanya sejuk. Cinta dan Clara menjelajahi taman perpustakaan yang masih sepi. Setiap pagi Cinta dan Clara selalu menyisikan waktu untuk olah raga bersama. Meski tak satu kosan namun hubungan mereka sangat dekat sekali karena Cinta dan Clara benar-benar gila berwirausaha dan mereka mendirikan wirausaha bersama.

            “Cint, bagaimana penjualan Madu dan sari cengkeh kita kemarin di daerahmu?”
            “Alhamdulillah Clar, kebetulan juga nama papa sangat menjual disana sehingga mudah bagiku untuk menawarkan barang-barang yang aku bawa disana. Gimana juga tentang kue mini yang kemarin baru kita bikin?”
            “hmm.. memang papamu sepertinya sangat berkuasa dimana-mana Cint, saat mereka tahu kalau usaha ini aku kembangin bersama anak bapak Andi Raharjo. Mereka langsung berebut untuk membelinya. Bahkan kelas ataspun menawarkan kartu namanya untuk bantuin usaha kita. Papamu bener-bener hebat!”
            “Alhamdulillah, Allah yang berkehendak Clar.” Tenang Cinta..
            “Cint, boleh aku Tanya sesuatu?”
            “apa Clar?”
            “Serius.”
            “Hmmm”
            “Bagaimana pendapatmu tentang Rangga.”
            “Kok kamu Tanya gitu, kamukan tahu sendiri kitakan sudah sahabat bersama jadi tak perlulah kamu Tanya-tanya aku tentang dia.”
            “Dia, akhir-akhir ini begitu aktif pergi ke masjid. Sangat berbeda dengan awal kita bertemu dulu.” Pancing Clara..
            “Aku senang Clar. Sejak awal aku bertemu dengannya aku merasa suatu kecocokan dalam berkomunikasi. Meski kadang dan sering menjengkelkan namun ide-de cemerlangnya benar-benar membuat aku tak mau kalah menyumbang ide lain. Dan aku sangat sangat berharap dan berandai-andai jikalau talentanya itu menjadi penguat agama dan dakwah  Clar. Semoga..”
            “Kamu suka sama dia?” ucap Clara
            Cinta hanya memandang Clara dengan wajah terkejut.
            “Bagaimana jika dia suka denganmu?” lanjut Clara
            “Ahh.. kau bercanda. Itu tak mungkin. Kita adalah teman diskusi.”
            “Tapi jika benar-benar menyukaimu dan mau melamarmu. Bagaimana pendapatmu.”
            Cinta tak menjawab ia hanya diam. Sesaat ia memeriksa kedalam lubuk hatinya.. lubuk hati yang paling dalam. “Rangga” sebuah nama yang tak asing di hatinya. Hanya di hatinya. Namun anggannya tak sampai untuk mewujudkan rasa dalam hatinya. Dan kini seorang sahabatnya bertanya kepadanya.
***
            Cinta menghiraukan pertanyaan Clara, ia terus bersama dengan Rangga dengan buaian diskusi-diskusi yang terus memacing rasa dalam hati mereka meruah indah. Lama… Cinta perhatikan Rangga, meski ia berusaha menghiraukan pertanyaan Clara namun tetap ia tak bisa mendustai rasa ingin tahunya. Rangga begitu …..

            “Cint, sore ini aku mau ada ngaji nih.” Ungkap Rangga “sok” kepada Cinta
            “Ya sudah, kamu yang semangat saja ya ngajinya. Syukur-syukur bantuin aku untuk ngajak temen-temen ngaji.”
            “Gara-gara kamu Cint, aku jadi kenal Allah. Aku boleh kan Cint, jadi pengagum rahasiamu.” Canda Rangga yang sebenarnya ingin sesegera mungkin mengungkapkan rasa dalam hatinya.
            “Hmmm.. apa-apaan ini. Kamu fokus dulu sana gih,  ngajinya.”
            “Kalau nanti aku udah jadi ikhwan yang kayak dimasjid itu. Aku boleh nglamar kamu kan Cint?”
            “kamu ini apa-apaan sih?”
            “Aku serius cint kali ini.” Tatap serius kepada Cinta.
            “terserah kamu. Yang penting ngaji dulu sana.” Ungkap cinta
            “Oke cint, aku akan jadi Ikhwan keren yang nantinya akan menjemputmu cint. Bye cint.” Ucap rangga sambil berlari-larian menjauh.
            ***

            Syetan begitu pandai menggoda. Ternyata melihat keseriusan Rangga, seolah menjadi pupuk rasa dalam hati Cinta. Namun cinta tetaplah manusia.  Makhluk sempurna namun bukan berarti tanpa cela. Disinilah titik lemahnya, ia tak mau menghentikan rasa itu, justru interaksinya dengan rangga terus berkelanjutan hingga tibalah ia harus berpisah dengan Rangga. Rangga dianugerahi otak yang cerdas dan cemerlang. Rangga mendapat tawaran beasiswa s2 di Inggris. Hingga diberanikan diri Rangga untuk berucap

            “Cinta. Maukah kau menungguku, menungguku pulang dari Inggris. Aku dapat beasiswa s2 disana. Dan aku mohon beri aku waktu 1 Tahun. Aku akan selesaikan studiku dalam waktu 1 Tahun. Dan setelahnya aku akan menjemputmu dalam bingkai yang suci?” pesannya pada Cinta melalui pesan singkat.

            “Iya. Saya bersedia.” Jawab singkat Cinta.

            Inilah lemahnya. Cinta-tetaplah manusia yang tak bisa membendung rasa sukanya kepada Rangga. Rangga berjanji tidak akan menodai Cinta sedektikpun dan bahkan tidak akan berkomukasi berlebih kepada Cinta. Rangga berjanji akan benar-benar menjaga rasa mereka agar diridhoi oleh Allah. Namun inilah tarbiyahnya. Dari sinilah tarbiyah itu bermula.
***

            Malam pertama semenjak Cinta menjawab pertanyaan itu Cinta seperti diserang penyakit demam dan insomnia. Hatinya gundah..
            Malam kedua, kedua kantung matanya mulai menggelap pertanda bahwa ia benar-benar gusar dan tak bisa tidur. Hatinya berdetak lebih cepat dari bisanya…
            Malam ketiga, ia benar-benar seperti kesetanan. Entah rasa takut itu muncul darimana. Semenjak pertanyaan rangga itu, Rangga tak pernah menghubungi Cinta lagi. Namun entalah rasa itu muncul dari mana.

            Pagi harinya, ia harus menghadiri pertemuan pekanannya. Dengan tilawah yang syahdu dan bertemu dengan saudara-saudaranya untuk memperkuat iman dan ilmunya, jantungya berdetak lebih cepat-cepat dan cepat. Setelah pertemuan itu ditutup ia bersegera untuk pulang dan cepat-cepat meraih handphonenya. Dengan secepat kilat ia menulis sebuah pesan singkat

            “Rangga, maafkan aku. Aku salah. Aku yang menyebabkan rasa yang bersemayam dalam hatimu menjadi subur. Maafkan aku, aku salah. Maafkan aku. Dan untuk pertanyaan mu yang terakhir mohon maaf aku tak bisa menunggumu. Aku tahu ini salah. Sekali lagi aku minta maaf” Klik send to Rangga.

            Cinta menghela nafas panjang. Pertanda lega. Ia memejamkan matanya erat erat. Rasa takut yang luar biasa benar-benar telah sirna. Setelah beberapa saat ada balasan dari Rangga. Cinta sudah siap menerima konsukuensi dari Rangga entah itu dibenci atau apalah wujudnya.

            “Iya Cinta. Tidak apa-apa.”

            Namun tak berhenti sampai disitu. Clara tiba-tiba menemui Cinta.

            “Cinta!! Kamu itu apa-apaan sih? Kamu itu kejam!”
            “Aku tahu, aku salah Clara!” ucap Cinta
            “Kamu itu!!! Ibarat telah mengahancurkan harapan dari Rangga! Ia hanya memintamu untuk menunggu selama 1 Tahun. Dan aku yakin dia tidak akan membuatmu terjerat dalam lubang zina yang dimurkai oleh Allah. Dimana persaanmu, jika kamu hanya berniat untuk mempermainkan hati Rangga tidak seperti ini caranya. Entahlah, ternyata dibalik jilbabmu yang lebar, kau benar-benar makhluk paling kejam!”
            “Aku tahu, aku salah Clara!” ucap Cinta lagi dengan tundukan sedih.

            Clara tak mau mendengar, setelah ia memaki dan memarahi Cinta ia bergegas pergi. Hatinya masih dongol dengan Cinta.

            “Aku tidak kuat Clara, aku tidak kuat, andai kau merasakan apa yang aku rasakan. Aku benar-benar  tidak kuat Clara. Tiga hari tiga malam aku tak bisa tidur hanya memikirkan konsekuensi jawaban “iya” ku. Aku tidak kuat klara.. aku benar-benar tidak kuat merasai dosa dan murka Allah atas jawabanku itu.” Ucapnya lirih meski ia tahu clara tak mungkin mendengarnya. Namun ia tetap berucap. “aku tak kuat menahan dosanya”

            Ia beranikan diri untuk mengirim pesan singkat kepada Rangga. Berucap maaf. Namun Rangga tiba-tiba berubah menjadi srigala yang tak terkendalikan.

            “Kamu itu, adalah akhwat plinpan. Dan aku tidak akan berharap menikah dengan akhwat sepertimu lagi. Bagiku wanita biasa jauh lebih baik daripadamu. Dan satu lagi, aku selama ini telah dibutakan oleh cinta bodoh kepadamu. Padahal disampingku ada Clara yang selalu pengertian kepadaku. Tidak sepertimu. Dan aku berharap memiliki pendamping seperti Clara. Dan akan aku tegaskan. Aku tidak akan tertarik dengan akhwat lagi. Terlebih sepertimu!” ucapnya tajam namun menyayat.

            Air mata Cinta terus berlinang. Betapa hatinya telah hancur. Ia bisa saja mengiba kembali kepada Rangga karena ia juga masih menyukainya. Namun ia hanya bisa menjawab dalam hati. “rasa sakit akibat kata-katamu dalam hati ini, tak mampu aku bandingkan dengan rasa takutku akan dosa. Ketahuilah Rangga, jikapun Allah takdirkan kita bersama, kita akan tetap bersatu tanpa aku harus membuatmu terbuai oleh kesetiaanku menunggumu, begitupun denganku tak harus tersiksa batin karena terpupuk cintaku saat aku menunggumu. Allah aku serahkan semuanya padamu.”
***

            Cinta berusaha membuka kembali lembaran barunya. Kali ini ia benar-benar merasa menjadi pribadi baru. Ia lebih tenang menghadapi hidup. Meski hatinya sedih karena ia tahu bahwa rasa benci Rangga kepadanya membuat Rangga menjadi jauh dalam lingkaran dakwah. Dahulu ia berharap dengan mendekati dan memiliki Rangga suatu saat dakwah ini akan semakin kuat oleh ketangkasan yang dimiliki oleh Rangga. Namun… Rasa cinta Cinta kepada Allah melebihi rasa suka nya ia kepada Makhluk Nya. Inilah tarbiyahnya. Allah menguji ketulusan perjuangan Rangga dan Cinta. Hingga siapakah yang mampu bertahan? Hanya mereka sendiri yang mampu memutuskan.
            Cinta terjebak oleh kelemahannya. Namun ia menang karena ia mampu membuat keputusan yang berani.  Memang bukan makhluk yang suci, namun bukan berarti selalu berdebu.  Cinta sudah sangat rela jika suatu saat Rangga bukan miliknya dan bahkan milik sahabatnya Clara. Namun itu adalah pilihan.    
***
1 Tahun kemudian.

            “Cinta, ini ada ikhwan yang mau melamarmu. Dia sudah berikan biodatanya kepada ustadzah, ustadzah yang menyerahkan kepada mbak. tolong ditanggapi ya?” ucap guru ngajinya.

            “iya mbak, “ berusaha sok tegar meski jantungnya terus saja berdetak kencang.

            Cinta bergegas pulang. Ia tak segera membuka biodata itu. Ia lajutkan rutinitas hariannya. Ia lengkapi amalan hariannya yang kurang. Pada hari itu, entah mengapa hati Cinta menjadi hati paling tenang. Ia menutup mata dengan do’a do’a yang selalu ia haturkan. “Allah, lapangkanlah hatiku. Lapangkanlah pula hati orang-orang yang telah aku sakiti. Berilah yang terbaik untuk ku , kedua orangtuaku, dan juga untuk hamba-hamba yang mencintaimu. Ampuni kami”

            Alarm nya berdering menunjukkan waktu tepat pukul 02.00 saatnya ia menunaikan hak Tuhannya. Begitu syahdu ia bermunajat. Do’a istikhorohpun selalu ia lantunkan. Begitu rindunya ia kepada Tuhannya lalu kemudian ia buka musyafnya. Ia baca butiran-butiran ayar Tuhan yang menyejukkan hati. Ia bersujud penuh kecintaan dan ketundukan. Setelahnya ia lirik biodata yang kemarin siang telah gurunya berikan kepadanya. “Allah, berilah aku yang terbaik, jika ini baik untuk agamaku, dan untukmu maka ikhlaskan hati ini”
            Ia mantapkan untuk membuka biodata itu, lembaran putih polos sebagai cover dari biodata tersebut. Lalu… tertulis nama disana. “Ahmad Rangga Ramdhani”. Sebuah nama yang tak asing baginya. Ia baca penuh teliti, kali ini bukan karena rasa dan egonya. Dan dengan mantap ia terima ajuan mas Rangga itu.
            Setelahnya proses ta’aruf, dan khitbahpun berjalan dengan lancar. Tak lebih dari 1 bulan dari cinta menerima biodata tersebut akadpun terselenggarakan.
            ***

            “kali ini, aku tak mau kau terlihat hina dihadapan Allah. Aku tak mau membuatmu menunggu seorang lelaki bodoh yang hanya bisa mengumbar janjinya. Kali ini, tanpa banyak buaian, kujemput bidadariku. Maafkan aku telah melukai hatimu dulu.” Ucapnya lirik kepada cinta.

            “terima kasih,” air mata Cinta terus berlinang. Mengenang masa lalunya.

            “Karena aku mencintaimu Cinta, aduhai Aisyah istriku.”

            Tersipu wajah aisyah. “semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dimasa lalu, dan memberi berkah atas kita. Akupun juga.”.

            Rasa Syukur Cinta kepada Allah, betapa ia harus bertahan menghapus rasa sukanya dahulu dengan cara yang menyakitkan. Dan kini sang pangeran telah hadir dengan gagah berani. Betapa Janji Allah tak akan pernah teringkari sedetikpun. Percayalah.

***
            Pasca pernikahan tersebut. Keluarga Ahmad dan Aisyah menjadi keluarga yang berkontribusi aktif di masyarakatnya. Sehingga banyak dari tetangganya yang mempercayakan kegiatan-kegiatan desa kepada mereka.
            Dan inilah hikmahnya, Sebuah bingkai yang suci dan penuh Visi pada akhirnya.

End..
(mohon maaf apabila ada kesamaan kisah, nama, dan juga atribut lainnya. Penulis hanya mengarang saja)

17 Juli 2012
SC 23:32
ArsyFatih

Love is not Blind

Beberapa jam berkelana dalam dunia facebook, membuat aku menjadi ingin menulis sesuatu hal. Membaca status teman-teman yang kebanyakan bertemakan tentang “cinta” membuatku tersenyum geli. Sebegitu mudahkah mereka mengejawantahkan sesuatu hal yang dinamakan dengan “cinta”. Mulai dari lagu lama “ mencintaimu adalah sebuah anugrah” (musibah kale), hingga lagu terbaru pun “ aishiteru “ mereka embat untuk status mereka. Ada yang lagi kasmaran dengan bahasa “ say, say, say, aku cinta banget sama kamu” (emang gue pikirin), ada pula yang cinta tak tersampaikan “ harus berapa kali aku mengucapkan kata cinta agar kau mengerti bahwa aku benar-benar mencintaimu” (sapa suruh jatuh cinta), ada pula yang cinta tak direstui “ salahkan aku mencintaimu “ (ya terang salah lah). Lagu-lagu kayak gitu sih kagak masalah bagiku asal obyeknya jelas.  Kata cinta itu, sebegitu mudahnyakah terungkapkan, terluapkan?. Jika itu adalah devinisi cinta sesungguhnya bagi mereka, maka dengan tegas aku mengatakan itu belum seberapa dari kata cinta itu sendiri.

Saturday, April 9, 2016

Hijau



Kau tahu kenapa hijau itu menjadi warna terfavorit?? Karena dengan menyukainya, aku berharap, dapat bersamamu kelak disana, ditempat hijau tua warnanya.. Taken by oppo find Clover
‪#‎NgenteniUdan‬
*****
"Kau tahu hal teromantis apa yang dilakulan oleh hujan?"
"hmmmm"
"Karena ia mau tetap kembali meski tahu rasanya jatuh berkali-kali"
"itu hujan, kalau kamu?"
"kalau aku... cukup jadi penyuka hujan saja. Karna bagiku kamu adalah hujan."

Friday, April 8, 2016

Kawah Putih Ulang Tahun ke 23

Indah Bukan??

Kadang keindahan menuntut kita untuk tertatih tatih dahulu.

Tak melulu tentang kemewahan hidup, kasur empuk, sarapan menu Eropa, air hangat, taxi atau apalah yg disebut mewah..

Dalam lubuk hatiku yg paling dalam ingin aku akui bahwa

aku suka saat naik kendaraan umum yg kadang tak tahu apakah bakal sampai ditujuan dengan tepat apa tidak,

Celoteh sore ini



Sebuah cerpen yg diadobsi dari kisah nyata, tokoh utama merupakan kawan baik penulis.
###

"Raa, main yuk sama teman-teman, kita nongkrong di cafe" Ajak Boy dengan wajah memelas.
Aku masih saja malas menanggapi. Boy adalah sahabat dekatku sekaligus pacarku sejak kelas 1 SMA. Aku mulai suka dengan dia sejak kita menjadi sahabat, begitupula dengannya.

"Raa, pliss.. nanti ada Husein dan Adit juga lho, jadi kita bareng2"rengeknya

Ku bilang, mereka adalah harta terindah


Hari ini seperti biasa mereka selalu banyak tanya. Dan aku suka. 

"Mbak, bagaimana menghadapi kedua orang tua yang sedang tidak harmonis"

Thursday, April 7, 2016

Sepotong Cerita Senja

Sebentuk Hati yang tak tergerak, bukan tak terdetak, hanya tak tergerak sama sekali.

-------

"Sempurna" Pikirku dalam renungan panjang

"Apanya yang sempurna? Hidupnya? Mana ada?" Ucapnya menyelaku

"Ku Bilang Sempurna!!!" Sekali lagi aku menegas

"Sudah lah, tak ada yang sempurna, itu hanya yang nampak olehmu." Sangkalnya lagi

"Begitu Sempurnanya hingga aku menangis"

"Kau bilang apa?" tanyanya heran dengan sesenggukanku.

"Sekali lagi aku ingin bilang, Begitu Sempurnanya Ia mencintainya, Kau tak lihat, betapa kerasnya ia tetap berucap syukur atas limpahan musibah padanya." kuhentikan ucapku sejenak, menarik napas panjang..

"Aku pernah bertanya padanya, Begitu penuh ketidak sempurnaan hidup ini" lanjutku pelan menata kata demi kata

"Lalu dia, tersenyum dan berucap, bagiku apa yang Ia takdirkan untukku itu sempurna, betapapun oranglain memandangnya dengan penuh kecacatan" Ucapku melemah dan memandangnya

"Ahh, mendengarnya, aku menyadari hatiku masih terlalu jauh, dari kata mempesona.Terimakasih" Tak ada sangkalan lagi.

****

Sepotong Cerita Senja
Menyempurnalah, Duhai hati yang tertimpa musibah
Dan Menyempurnalah pula, duhai hati yang menyemai syukur

ArsyFatih

Sunday, April 3, 2016

Santun Dalam Berteman, Lebih lebih dalam bertetangga


Adalah menjadi hal yang sudah bisa ditebak kemana arah obrolan jika satu grup itu terdiri dari ibu ibu muda, pengantin baru, calon pengantin, daan Jombloh. Pasti status terakhir adalah status mengerikan yang bakal jadi tempat jatuhnya bullying tanpa henti yang bahkan kadang tidak sanggup menjawab pertanyaan menderaa dari partner yang lain.-MIRIS-

Friday, April 1, 2016

Surat Untuk Sahabat

Hai My Twin..
Hari ini kamu nikah yak??
Selamat menikah ^_^


Seperti kemarin, ternyata aku tetap saja merindukanmu.
Meski kau saat ini berada tepat disisiku, dan parahnya aku tetap merasakannya.
Perasaan rindu yang tidak dapat terjelaskan.
Aku masih saja dan terus mengenangmu.
Kenangan yang satu dan kenangan yang lain bermunculan.